Tata Bahasa

Topik yang kontroversial, aku paham.
"Ngomong aja dulu, bahasa Inggrisnya, nggak usah takut bener-salah."
Ini kali ya, mentalitas orang Indonesia, nggak peduli betul, pokoknya dilakuin aja?
:)
Hehe nggak ding, mungkin nggak sebegitunya. Mungkin.

Anyway,
Betulkah begitu? Dalam belajar bahasa, penting mana antara ngomong dulu dan betul dulu?


Argumennya adalah, pokoknya lancar dulu, bisa ngomong. Yang  penting maksudnya tersampaikan. Soal akurasi 'grammar' atau tata bahasa, belakangan. Yang penting kan sudah bisa komunikasi, dan lain sebagainya.

Dan memang ada betulnya. Saat bayi dan anak-anak kecil baru belajar bicara, dia juga akan membuat ratusan kesalahan tata bahasa, dan seiring pemakaian yang menerus, lama-lama bahasanya semakin sempurna.

Bedanya anak kecil yang belajar bahasa dan pemakaian bahasa kita apa?
Bedanya, mereka akan terus dikoreksi oleh orang tua atau kerabat yang mendengarkan, serta oleh guru saat mereka belajar di sekolah.  Mereka juga akan, secara tidak sadar, belajar atau meniru pemakaian bahasa dari lingkungan mereka. Program televisi, radio, percakapan, dan lain sebagainya - sistem 'imersi'.

Tapi, justru proses pembelajaran ini yang tidak lengkap saat kita belajar bahasa kedua, ketiga, dst. Jadi saat kita memakai bahasa Inggris dengan tidak benar tanpa koreksi, tanpa juga berusaha mencari koreksi dan mencari tahu cara yang betul, dan menganggap bahwa kalimat kita sudah benar, tata bahasa yang salah itulah yang akan tercetak di dalam otak kita. Tidak ada proses pembelajaran; yang ada adalah kita mengukir sebuah pola yang salah.

Memangnya tata bahasa sebegitu penting kah?
Di bahasa Indonesia, memang nggak begitu ada 'grammar' yang betul salah. Dibalik-balik sedikit, masih ngerti lah kita. Lalu kita juga punya beratus-ratus aksen yang bisa melafalkan satu kata dengan berbagai macam cara. Jadi satu kata bisa dibaca beragam cara, dan artinya masih sama. Kita juga tidak punya 'nada' untuk tiap kata. Jadi nada kita ya langsung menyampaikan maksud atau emosi kita.

Tapi tidak semua bahasa demikian.
Di bahasa Inggris, misalnya, ada tenses. Past, present, future - simple, perfect. Beda cara lafal, bisa berarti dulu, sekarang, atau nanti.
Di bahasa Perancis, huruf 'e' bisa dibaca beberapa cara, dan artinya bisa beda-beda.

Tata bahasa jadi penting karena arti yang disampaikan bisa berubah.
Padahal bahasa itu soal komunikasi kan? Soal menyampaikan makna.


Tidak hanya itu, sebenarnya cara merangkai kalimat dalam sebuah bahasa bisa mempengaruhi cara pikir kita. Misal, dalam bahasa-bahasa yang punya tenses, mereka cenderung lebih ketat soal waktu. Mereka punya kedalaman memahami dan mengapresiasi waktu, dibanding misalnya orang yang bahasa ibu-nya tidak punya tense. Tidak 100% pasti, tapi ada sedikit pengaruhnya.

'Nanti' di bahasa Indonesia bisa berarti 5 menit lagi atau beberapa hari lagi.
Di bahasa lain, harus lebih tegas, nanti-nya itu dalam waktu dekat atau jauh.


Aku kedengeran seperti 'grammar nazi' ya? Aku nggak menganggap diriku seperti itu sih :D
Penguasaan grammarku juga belum sempurna. Tapi, ya itu, kalau aku tahu ada penggunaan tata bahasa yang salah karena ketidak tahuan dan ketidak pedulian, langsung gemas.

Bukan masalah mengkritik orang dengan bahasa lain walaupun belum sempurna.
Masalahnya, apakah anda akan terus menekuni dan menyempurnakan kemampuan bahasa anda, atau sudah puas 'asal bisa ngomong, salah nggak papa'? :)

Jadi, saat kita bicara dalam bahasa baru, kita memang harus take risk. Coba pakai tata bahasa yang baru kita pelajari, slang atau peribahasa baru. Bahasa kita akan salah, ada kata-kata yang kita campur dengan bahasa lain dan bahasa tubuh karena kita tidak tahu. Nah, tapi justru di saat kita aktif memakai, kita juga harus dibenarkan. Jangan sombong, 'ini caraku kok', lalu ngambek; padahal menurut standart yang jelas berlaku, jelas salah. Ini malu-maluin.,
Beda dengan yang terus mencoba dan minta dikoreksi. Bukan hanya di level, 'eh coba liatin dong, ini sudah betul belum?' tapi juga 'kok cara pemakaiannya begini, kenapa? prisipnya bagaimana?' Nah, ini yang membangun. Seperti anak kecil yang belajar bahasa, lama-lama tata bahasanya akan semakin betul.


Jadi, saat belajar second language, cepat cari teman yang cukup menguasai bahasa tertentu. Bergabung di forum-forum language exchange. Tonton Youtube dan coba tirukan kalimat-kalimat di sana dan bedah strukturnya.Cari keunikan bahasa itu (termasuk bahasa Indonesia, mungkin, sebagai pembanding!)

Jangan cepat puas. Puaslah waktu penguasaan bahasa kita sudah setara, bahkan lebih baik dari orang-orang yang menggunakan bahasa itu dalam kesehariannya. 






#catatan-pelajar-bahasa-asing x_x

Comments

Popular Posts