Belajar Tertawa

Akupun baru tahu, tertawa itu bisa dipelajari.
Bukan tertawa yang dibuat atau dipaksakan - seperti yang mungkin dilakukan beberapa talk show hosts supaya membuat tamunya tampak lebih lucu. Tapi tertawa yang betul-betul keluar dari diri, kemudian menenangkan hati.

--

To start with, I'm a rather serious person.
I love to laugh at funny jokes, but it's not my nature to be funny. I don't do jokes - especially slapsticks, and I don't try to be funny. Malah kebalikannya. Aku lebih suka membaca novel-novel yang melankolis, nonton film yang super heart-felt, dan mendengarkan lagu-lagu yang cocoknya menemani hujan. Sukanya dengerin percakapan yang cenderung serius. Sejak ada Instagram dan Youtube, isi feed-ku juga begitu: yang membuat diam, dan merasa, dan kadang lalu gundah.

Tapi saat aku introspeksi lagi, I realized that that's not the person I want to be.
Seleraku dan aku tidak harus sama. Maksudnya, walaupun suka yang 'sedih-sedih' dan romantis, nggak lantas aku pingin jadi 'menye' begitu. Lihat hujan sedikit galau. Lihat cowok senyum sedikit baper. Overthinking and tired.
Aku nggak mau terkurung dalam pola begitu.

Dan di situlah aku menemukan sebuah dunia baru: SNL, atau Saturday Night Live.
Adalah sebuah acara televisi dari Amerika. Mungkin mirip Extavagansa, atau Sketsa yang dulu sering tayang. Isinya adalah sektsa-sketsa, atau -- karena aku nonton di Youtube -- video-video adegan pendek, berisi cerita pendek yang lucu.

I quickly become a fan.
Dari segi produksi, SNL bagus: mereka punya departemen make-up, wig, prostetik, set, dan musik yang keren, yang bisa mengubah aktornya jadi siapa saja. Dari segi akting, bagus juga. SNL sudah melahirkan banyak komedian-komedian yang, setelah 'lulus', kemudian jadi aktor film komedi atau hosts acara-acara berbau komedi. Segi penulisannyapun juga apik. Walaupun kadang ada topik yang kurang cocok untuk orang Indonesia -- karena berkaitan dengan situasi politik di sana ataupun karena cukup 'dewasa' -- gaya mereka yang kadang satirikal membuat kita bisa tertawa sambil introspeksi diri.


Tanpa aku sadari, SNL changed my life.
Aku mulai lebih banyak tertawa. Dan bukan hanya menertawakan video-video itu, akupun lebih banyak tertawa di kehidupan sehari-hariku. Aku lebih bisa melihat the funny side of things. Nggak langsung marah kalau ada kesalahan, aku menertawainya dulu sebentar sebelum membenahinya. Juga aku belajar menemukan the joke in every joke :) Sering banget, kalau lagi nonton stand up atau film lucu, aku cuma tertawa internally. Lucu, tapi nggak cukup untuk membuatku terbahak. Sekarang, tawaku sedikit lebih vokal.

To me, that's a good thing. Aku nggak jadi terlalu overthinking dan mellow. Apakah aku jadi lebih 'bahagia'? Mungkin secara kuantitas, nggak. Tapi kualitas kebahagiaan itu bisa aku lihat lebih jelas, lebih aku nikmati, dan jadi lebih terekspresikan.

Dan akupun belajar,
mungkin nggak banyak yang bisa membuatku tersenyum hari-hari ini. Ada kehilangan, ada mimpi yang pupus, ada hati yang patah, ada beribu tugas yang harus dikejar.
Tapi di saat-saat ini, aku bisa menempatkan hal-hal dan orang-orang yang membuat kita tersenyum dan tertawa lebih dekat kepada kita. Mengingatnya lebih sering, melihatnya lebih dalam, lalu tertawa lebih keras. Bagaimanapun juga hati yang gembira itulah obatnya. Dan dengan begitu,  aku tidak akan terbawa larut dalam kesedihan, drama, ataupun kecewa.


Dunia ini absurd. Hidup itu susah.
Tapi sambil tertawa, rasanya akan sedikit lebih ringan.


:D




--
p.s.: Pls check out SNL! Also, check out Indonesian comedian/Youtubers out there :)

Comments

Popular Posts